Ahlan Wasahlan

Assalamu Alaikum wr..wb...

Senin, 26 Desember 2011

Positif...Positif...Positif...

Rasulullah saw bersabda, Allah berfirman, "aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jamaah manusia, maka aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari." (HR Bukhari dan Muslim)
 
Berhati Positif
Perbuatan adalah cerminan isi hati (qolbu). Seorang hamba yag memiliki hati yang bersih, bening, dan lurus akan tercermin dari perilaku lahiriahnya. Salah satu parameternya adalah raut muka atau wajah. Wajah dan mata adalah jendela hati. Oleh karena itu, ketika hati sedang merasa cerah, ceria, dan senang, ketulusan dan energi akan terpancar dan bisa membahagiakan orang lain.
Ketulusan, bisa saja didapatkan pada orang-orang yang wajahnya tidak terlalu menarik, berkulit hitam, dan segala kekurangan pada wajahnya. Namun, kekurangan pada wajah tersebut hilang dengan ketulusan dan keikhlasan yang terpancar pada wajah mereka. Keindahan hati akan tercermin pula dalam perilaku sehari-harinya dengan menjaga kebersihan dan kerapian diri serta lingkungan di sekitarnya.
Al-Ghazali mendefinisikan hati manusia menjadi tiga bentuk, yaitu hati yang sehat, hati yang sakit, dan hati yang mati. Hati yang sehat akan berfungsi optimal, mampu memilih dan memilah mana yg baik dan yang buruk.  Hati yang sehat akan mengenal Allah dengan baik dan senantiasa terisi hal-hal yang positif. Kondisi hati ini akan selalu bersyukur atas nikmat, sabar, dan ridha akan takdir serta cobaan yang diberikan oleh Allah SWT. Hati yang mampu bermakrifatullah (mengenal Allah) merupakan salah satu hal yang menjadikan manusia lebih unggul dari makhluk lainnya.

pada hari ketika harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat (qolbun saliim)” (QS asy-syura(26): 88-89)”

Hati yang positif mampu membuat pemilik hati menjaga perilakunya, menahan pandangannya, menjaga lisan dan perutnya, dan mampu memilih pergaulan yang baik. Hati menjadi suci dan bening apabila selalu mengingat Allah, selalu istiqomah, dan senantiasa berdakwah dengan ikhlas.

 Berpikir Positif
Berpikir positif adalah memusatkan perhatian pada hal-hal yang positif, baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain dalam semua aspek kehidupan dalam situasi apapun. Individu yang berpikir positif selalu melihat masa lalu dengan kebahagiaan dan bukan penyesalan. Melihat masa depan dengan optimisme dan harapan. Sikap hari ini adalah cerminan masa lampau. Apa yang dikatakan hari ini, bisa jadi merupakan ramalan bagi masa depan. Sikap sehari-hari bisa mencerminkan kondisi masa lalu, saat ini, dan masa depan. Karena sikap merupakan sahabat yang paling setia, tetapi juga bisa menjadi musuh yang paling berbahaya.
Bersikap positif atau negatif merupakan pilihan pribadi. kehidupan dan kebahagiaan tidak bisa diukur dengan ukuran gelar akademik, kedudukan, atau jabatan maupun latar belakang keluarga. Cara berpikir seseorang itulah yang dilihat oleh orang lain dan masyarakat. Kesuksesan lebih banyak dipengaruhi oleh cara berpikir. Bersikap positif masih belum menjamin tercapainya suatu keberhasilan. Namun, dengan bersikap positif, jalan menuju keberhasilan sudah nampak. Berhasil atau tidak, ditentukan oleh apa yang dilakukan sepanjang jalan yang dilalui.

Tips yang dapat membantu untuk terbiasa berpikir positif:
1.    Pilihlah sebuah kutipan yang bernada positif dan tulislah kutipan tadi pada selembar kertas yang menarik. Bawalah kertas tersebut setiap hari selama sepekan. Baca dan ingatlah kutipan tersebut secara berkala dalam sehari dan jadikan sebagai afirmasi (penguat), misalnya ditempel di meja kerja, dashboard mobil, atau cermin. Jadikanlah setiap kutipan tersebut bagian pemikiran anda selama sepekan itu.
contoh: Senyum adalah sedekah, Saya adalah orang yang ramah, dll.
2.    Pilihlah seseorang dalam hidup yang dianggap selalu berpikiran negatif. Cobalah cari hal-hal yang positif dalam diri orang tersebut dan ubahlah pikiran-pikiran negatif mengenai orang tersebut dengan hal-hal positif. Doakanlah orang tersebut dengan hal-hal positif dan mohonlah agar Allah menolongnya.
3.    Pilih satu hari istimewa dalam sepekan dan jadikanlah hari itu sebagai “hari 10” atau bernilai istimewa. Bangunlah pada pagi hari dan yakinlah bahwa setiap orang yang akan kita temui bernilai “10” dan perlakukanlah mereka secara demikian.
4.    Tandai suatu hari dalam sepekan sebagai “hari berpikiran positif”. Hapuslah kata-kata “tidak bisa”, “susah”, “tidak pernah”, atau kata-kata lain yang senada.
5.    Dalam sepekan, carilah suatu kesempatan untuk bisa memberi kepada orang lain dengan tulus. Lakukanlah suatu yang khusus pada Ibu/Ayah, Suami/Istri, anak-anak, ataupun orang yang tinggal bersama kita dan berbuatlah suatu kebaikan pada seseorang yang belum dikenal.

Bertindak Positif
Ketika hati dan pikiran terbiasa untuk selalu positif, insyaAllah akan membuahkan tindakan positif. Ketika semua hal dimulai dengan hati positif kemudian pikiran positif, akan melahirkan sikap atau karakter yang positif pula. Pada akhirnya terwujudlah keadaan yang kita inginkan, yaitu nasib atau kehidupan yang positif.
Beberapa hal pembiasaan yang harus dilakukan agar kita mampu untuk senantiasa bertindak positif adalah:
1.      Berbicara positif
Kekuatan kata-kata adalah seperti pedang bermata dua. Jika digunakan dengan tidak tepat ia akan membawa bencana. Sebaliknya, jika digunakan dengan tepat, maka dapat memberikan manfaat dan keuntungan yang optimal.
Rasulullah saw bersabda: setiap ucapan bani adam itu membahayakan dirinya (tidak memberi manfaat), kecuali kata-kata yang berupa amar makruf nahi mungkar (mengajak kebaikan dan mencegah kejahatan)dan dzikrullah.(HR Tirmidzi)
2.      Mendengar positif
Seorang anak kerapkali mendengar orangtuanya berkata, “kamu memang anak malas, anak, nakal, anak bandel, tidak tahu diuntung, kamu pasti tidak akan berhasil karena kamu memang bodoh, bandel, dan sering menyusahkan orang tua.” Lambat laun, ketika kata-kata ini sering diulang-ulang, maka sang anak akan benar-benar percaya bahwa ia bodoh, bandel, nakal, dan sering menyusahkan orangtua. Ia pun akan terdorong malas belajar dan melakukan hal-hal yang dianggap “bandel dan menyusahkan orangtua” seperti kata-kata yang didengarnya.
Ketika sulit mempengaruhi orang-orang disekitar kita untuk berbicara positif, maka yang bisa kita lakukan adalah berteman dengan orang-orang yang suka berbicara positif. Sehingga kita terpacu untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang positif yang akhirnya akan mempengaruhi sikap, tindakan, dan keputusan yang dilakukan dalam hidup.
3.      Membaca Positif
Bacaan adalah salah satu sumber makanan bagi pikiran. Ketika banyak mengonsumsi bacaan yang positif (misalnya, cara hidup sehat, keagamaan, biografi orang-orang sukses, strategi atau inovasi baru diberbagai bidang), maka pengetahuan pada topik yg dibaca akan bertambah.

Pembiasaan-pembiasaan di atas, ketika dilakukan secara istiqomah, insyaAllah akan menjadi bagian hidup yang terindah. Karena akan terwujud sosok-sosok pribadi yang positif memandang dan menyikapi kehidupan.
 
Disadur dari:

Albrecht, K. 1980. Brain Power; Learn to Improve Your Thinking Skill. New York: Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs.
Yuri, Abdurrahman. 2010. B3P: Berhati, Berpikir, dan Bertindak Positif. Bandung: MQS Publishing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar